Dua perupa muda Yogyakarta, Wahyu “Geiyonk” Muhartono dan Jemi Bilyanto memamerkan sejumlah karya yang kaya warna di Tujuh Bintang Art Space, Yogyakarta dengan tajuk “OFF/ON”. Galeri yang baru berusia 4 bulan ini tertarik karena kedua seniman secara kebetulan mengusung tema anak-anak.
Di dalam siaran persnya, Saptoadi Nugroho, pengelola Tujuh Bintang Art Space mengungkapkan karya-karya mereka dapat mewakili ekspresi anak-anak, baik itu perasaan senang, sedih, terkejut, diam, tenang, pulas dan ekspresi lainnya.
M. Dwi Marianto, kurator pameran “OFF/ON” menilai bahwa kedua seniman telah menemukan subjek-subjek yang menurut mereka masing-masing punya permasalahan untuk disampaikan. Anak-anak di kota besar macam Jakarta menurut Jemi perlu disikapi secara komprehensif dengan keterbukaan dan empathy, sebab mereka telah menerima asupan-asupan yang proporsinya tak seimbang. Sementara Geiyong mengatakan bahwa potensi-potensi di otak dan kalbu anak sangat tergantung pada apa-apa yang telah diberikan oleh orang-tua dan lingkungannya.
“Dari sampel karya kedua perupa ini ternyata ada hal penting yang tidak bisa diabaikan yaitu proporsi – perbandingan jumlah, ukuran, dsb. dari berbagai bagian yang akan dipadukan,” ungkap Dwi.
Pameran berlangsung 18-31 Desember 2008 di Tujuh Bintang Art Space, Jl. Sukonandi No. 7 Yogyakarta. (Rwn)
Di dalam siaran persnya, Saptoadi Nugroho, pengelola Tujuh Bintang Art Space mengungkapkan karya-karya mereka dapat mewakili ekspresi anak-anak, baik itu perasaan senang, sedih, terkejut, diam, tenang, pulas dan ekspresi lainnya.
M. Dwi Marianto, kurator pameran “OFF/ON” menilai bahwa kedua seniman telah menemukan subjek-subjek yang menurut mereka masing-masing punya permasalahan untuk disampaikan. Anak-anak di kota besar macam Jakarta menurut Jemi perlu disikapi secara komprehensif dengan keterbukaan dan empathy, sebab mereka telah menerima asupan-asupan yang proporsinya tak seimbang. Sementara Geiyong mengatakan bahwa potensi-potensi di otak dan kalbu anak sangat tergantung pada apa-apa yang telah diberikan oleh orang-tua dan lingkungannya.
“Dari sampel karya kedua perupa ini ternyata ada hal penting yang tidak bisa diabaikan yaitu proporsi – perbandingan jumlah, ukuran, dsb. dari berbagai bagian yang akan dipadukan,” ungkap Dwi.
Pameran berlangsung 18-31 Desember 2008 di Tujuh Bintang Art Space, Jl. Sukonandi No. 7 Yogyakarta. (Rwn)
Berita Seni