Pameran tunggal Rusnoto Susanto bertajuk "Virtual Dispacement" yang juga merupakan pameran tugas akhir pascasarjana ISI diselenggarakan di Taman Budaya Yogyakarta pada tanggal 15 Juli 2009. Pameran yang dibuka oleh Nasirun ini dimeriahkan oleh Campursari Rarasati dan MC Hadi Soes Rommy Rafia dan Eny Jeng Kelin.
Rusnoto Susanto yang pada ujian tugas akhir itu berhadil meraih predikat cum laude, mengangkat fenomena masa kini dimana pengaruh dunia maya semakin terasa di alam nyata. Ketergantungan kita terhadap produk teknologi yang dinamakan internet benar-benar membuat kita lupa keadaan sekitar. Apalagi untuk mereka yang pertama kenal internet melalui instant messenger atau ajang nyampah macam fisbuk.
Banyak orang yang membela diri, dengan fisbuk kita bisa menemukan teman lama atau menjalin relasi dengan konsumen perusahaannya. Tapi kalo kita mau jujur, berapa persen penggunaan fisbuk untuk meningkatkan pemasaran perusahaan, dan berapa banyak yang kita gunakan untuk sekedar nyampah. Begitu datang ke kantor, perhatikan apa yang pertama kali dibuka. Berkas dan email kerjaan atau email pribadi dan jejaring sosial yang diikuti.
Melekatnya emosi teknologi virtual dalam kehidupan kemanusiaan tak mungkin bisa kita tepis lagi. Dan resiko yang paling umum adalah makin berkurangnya rasa sosial kita di alam nyata. Tak perlu membuka lingkup terlalu besar, dalam satu kantor pun kayaknya jarang kita mau nyamperin teman di ruang sebelah untuk sekedar diskusi tentang pekerjaan. Kita lebih suka menggunakan fasilitas chat atau yang sejenisnya.
Bagaimana kedahsyatan karya-karya Rusnoto dalam Virtual Displacement..?
Silakan disimak langsung di Taman Budaya Yogyakarta sampai dengan tanggal 21 Juli 2009.
Rusnoto Susanto yang pada ujian tugas akhir itu berhadil meraih predikat cum laude, mengangkat fenomena masa kini dimana pengaruh dunia maya semakin terasa di alam nyata. Ketergantungan kita terhadap produk teknologi yang dinamakan internet benar-benar membuat kita lupa keadaan sekitar. Apalagi untuk mereka yang pertama kenal internet melalui instant messenger atau ajang nyampah macam fisbuk.
Banyak orang yang membela diri, dengan fisbuk kita bisa menemukan teman lama atau menjalin relasi dengan konsumen perusahaannya. Tapi kalo kita mau jujur, berapa persen penggunaan fisbuk untuk meningkatkan pemasaran perusahaan, dan berapa banyak yang kita gunakan untuk sekedar nyampah. Begitu datang ke kantor, perhatikan apa yang pertama kali dibuka. Berkas dan email kerjaan atau email pribadi dan jejaring sosial yang diikuti.
Melekatnya emosi teknologi virtual dalam kehidupan kemanusiaan tak mungkin bisa kita tepis lagi. Dan resiko yang paling umum adalah makin berkurangnya rasa sosial kita di alam nyata. Tak perlu membuka lingkup terlalu besar, dalam satu kantor pun kayaknya jarang kita mau nyamperin teman di ruang sebelah untuk sekedar diskusi tentang pekerjaan. Kita lebih suka menggunakan fasilitas chat atau yang sejenisnya.
Bagaimana kedahsyatan karya-karya Rusnoto dalam Virtual Displacement..?
Silakan disimak langsung di Taman Budaya Yogyakarta sampai dengan tanggal 21 Juli 2009.