Hyperlinks
The Grip of The World
The Grip of The World
--------------------------------------------------------------------
Agus ‘baqul’ Purnomo - Anggar Prasetyo - Anthonius Kho Antoni Eka Putra – Askanadi - AT Sitompul - Deddy Sufriadi Donni Kurniawan - Entang Wiharso - Firman Lie - Freddy Sofyan Hadi Soesanto - Ida Bagus Putu Purwa - Kukuh Nuswantoro Lugas Syllabus - Sigit Santoso - Valasara – Wadino Wahyu Geiyonk - Wahyu Gunawan - Wayan Redika - Yurnalis Bes --------------------------------------------------------------------
Kurator : Rusnoto Susanto Agus ‘baqul’ Purnomo - Anggar Prasetyo - Anthonius Kho Antoni Eka Putra – Askanadi - AT Sitompul - Deddy Sufriadi Donni Kurniawan - Entang Wiharso - Firman Lie - Freddy Sofyan Hadi Soesanto - Ida Bagus Putu Purwa - Kukuh Nuswantoro Lugas Syllabus - Sigit Santoso - Valasara – Wadino Wahyu Geiyonk - Wahyu Gunawan - Wayan Redika - Yurnalis Bes --------------------------------------------------------------------
Pembukaan : Kamis, 30 Juli 2009 pukul 19:30
Tempat : Tujuh Bintang Art Space Jl. Sukonandi 7 Yogyakarta 55166
Musik : Deliciouz Band
MC : Hadi Soes & Eny
Pameran : Tanggal 30 Juli – 10 Agustus 2009 Pukul 10:00 – 20:00 WIB ----------------------------------------------------------------------------------------
Hyperlinks nyaris dikonotasikan dengan wacana teknis teknologi simulasi dan pencitraan virtual. Meminjam istilah Hyperlinks yang dihasratkan pada event pameran ini tentu dalam konteks paling sederhana ialah sebuah artikulasi tanda atas realitas jejaring besar yang secara simultan membentuk jaringan-jaringan baru untuk membangun ideologi kreatif di dalamnya. Hyperlinks dalam bingkai kuratorial ini mencoba menerjemahkan sekaligus melakukan langkah praktis dengan mendokumentasikan bagaimana sebuah jejaring besar tersebut dirintis, dikembangkan dan dipelihara. Kemudian jejaring dengan tegas dapat menentukan posisi strategis seorang perupa dan menegaskan eksistensi dirinya di dalam sistem networking. Seorang perupa segera melakukan kesadaran baru ketika berada di dalam gugusan jejaring besar tersebut bukan semata-mata artificial tetapi lebih pada kesadaran substansial.
Dalam kehidupan kreativitas kesenian kita hari ini, tanpa kesadaran global tentu tak akan terjadi komunikasi antar jejaring sehingga konteks pertumbuhan dan percepatan akumulasi jejaring mustahil tergapai. Begitu leluasa peran perupa ketika menghadapi berbagai bentuk pertumbuhan dan percepatan akumulasi jejaring itu sendiri, karena dengan besaran gugus jejaring seorang perupa kian bergiat memperoleh pengakuan eksistensi dalam jejaringnya maupun di luar jejaringnya. Seorang perupa dapat diperhitungkan atau tidak sangat bergantung pada kemapanan sistem networking yang handal. Kita sungguh tak dapat membayangkan seorang perupa tanpa jejaring yang cukup baik untuk mensosialisasikan pemikiran melalui karya-karya seni yang mati-matian dibelanya, dan sebaliknya kita juga dapat menyaksikan sebuah kesuksesan-kesuksesan besar dari seorang perupa yang memiliki kesadaran, dedikasi maupun etos kerja yang luar biasa untuk membangun sekaligus mengembangkan jejaringnya tanpa batas.
Ini berarti bahwa kesadaran global menjadi hal penting untuk menumbuhkan kesadaran-kesadaran eksistensi untuk dihasratkan pada sebuah aktivitas –mobilisasi- jejaring untuk keniscayaan sebuah posisioning terbaiknya dalam memberikan nilai tawar ke hadapan publik secara luas. Ambil contoh seorang Entang Wiharso, Dadang Christanto, Heri Dono, Eddi Hara dan sederet nama perupa yang tak asing lagi berkelebat melenting-lenting di gugusan awan bukan sekadar menikmati sensasi jejaringnya semata namun lebih kepada upaya pemecahan problem keciutan nyali perupa kita. Mereka mampu membongkar kepadatan hubungan relationship dengan jejaring global yang hendak dicairkan hanya dengan tekad bahwa sebuah pilin jejaring-jejaring yang begitu harmonis dan meyakinkan dengan pencapaian-pencapaian terbaiknya. Tentu ini menjadi semacam elaborasi sederhana untuk mendedah secara luas perihal hyperlinks.
Selamat mengapresiasi.
Dalam kehidupan kreativitas kesenian kita hari ini, tanpa kesadaran global tentu tak akan terjadi komunikasi antar jejaring sehingga konteks pertumbuhan dan percepatan akumulasi jejaring mustahil tergapai. Begitu leluasa peran perupa ketika menghadapi berbagai bentuk pertumbuhan dan percepatan akumulasi jejaring itu sendiri, karena dengan besaran gugus jejaring seorang perupa kian bergiat memperoleh pengakuan eksistensi dalam jejaringnya maupun di luar jejaringnya. Seorang perupa dapat diperhitungkan atau tidak sangat bergantung pada kemapanan sistem networking yang handal. Kita sungguh tak dapat membayangkan seorang perupa tanpa jejaring yang cukup baik untuk mensosialisasikan pemikiran melalui karya-karya seni yang mati-matian dibelanya, dan sebaliknya kita juga dapat menyaksikan sebuah kesuksesan-kesuksesan besar dari seorang perupa yang memiliki kesadaran, dedikasi maupun etos kerja yang luar biasa untuk membangun sekaligus mengembangkan jejaringnya tanpa batas.
Ini berarti bahwa kesadaran global menjadi hal penting untuk menumbuhkan kesadaran-kesadaran eksistensi untuk dihasratkan pada sebuah aktivitas –mobilisasi- jejaring untuk keniscayaan sebuah posisioning terbaiknya dalam memberikan nilai tawar ke hadapan publik secara luas. Ambil contoh seorang Entang Wiharso, Dadang Christanto, Heri Dono, Eddi Hara dan sederet nama perupa yang tak asing lagi berkelebat melenting-lenting di gugusan awan bukan sekadar menikmati sensasi jejaringnya semata namun lebih kepada upaya pemecahan problem keciutan nyali perupa kita. Mereka mampu membongkar kepadatan hubungan relationship dengan jejaring global yang hendak dicairkan hanya dengan tekad bahwa sebuah pilin jejaring-jejaring yang begitu harmonis dan meyakinkan dengan pencapaian-pencapaian terbaiknya. Tentu ini menjadi semacam elaborasi sederhana untuk mendedah secara luas perihal hyperlinks.
Selamat mengapresiasi.
Tujuh Bintang Art Space, Juli 2009
More info :
Email : info@tujuhbintang.com
Website : www.tujuhbintang.com
Blog : blog.tujuhbintang.com