Thursday, July 31, 2008

Lukisan Kontemporer Abad 20


Setelah bergantinya abad, lukisan kontemporer Norwegia erat dihubungkan dengan Perancis, sebuah hubungan yang berlangsung hingga tahun 1960. Hal ini jelas terlihat dalam karya-karya Thorvald Erichsen, dimana lukisannya yang terang, penuh warna dan bersemangat kemungkinan dipengaruhi oleh Bonnard, sehingga menjadi sangat kontras dengan aliran Realisme Norwegia.

Pelukis penting lainnya, Ludvig Karsten (1876-1926), dikenal oleh para kritikus seni lukis sebagai penganut aliran Impresionis, dibawah pengaruh Perancis tapi juga diinspirasi oleh karya Munch. Pada tahun 1909, beberapa pelukis Norwegia belajar dengan Henri Matisse. Yang menjadi terdepan diantara mereka adalah Henrik Sørensen (1882-1962), yang menterjemahkan kemahirannya dengan cara individu, dan Jean Heiberg (1884-1976), yang di sisi lain berusaha untuk mengembangkan gaya yang lebih akademis. Para murid muda Matisse mewakili keterusan kampanye nasionalis Werenskiold dan sangat kontras dengan para murid Matisse terdahulu seperti Karsten, yang bekerja dalam tradisi Christian Krohg. Perpecahan ini menjadi jelas pada Pameran tahun 1914, yang diselenggarakan di Oslo untuk merayakan hari kemerdekaan nasional. Hanya Christian Krohg yang diserahi tanggung jawab untuk memilih lukisan, yang memicu sebuah kelompok yang dipimpin oleh siswa Matisse untuk lari dari pengaturan resmi dan menyelenggarakan pameran mereka sendiri berjudul ‘The Pavilion of the 14’.

Lukisan abstrak Norwegia yang pertama dihasilkan oleh Thorvald Hellesen (1888-1937), yang selama Perang Dunia I mengembangkan gaya dekoratif dan abstrak yang dipengaruhi oleh Fernand Léger. Murid Legér lainnya pada tahun 1920 termasuk Charlotte Wankel (1888-1969), Ragnhild Kaarbø (1889- 1949) dan Ragnhild Keyser (1889-1943). Pelukis lain yang memantapkan posisi mereka dengan bergantinya abad adalah Axel Revold (1887-1962), Per Krogh (1889-1965), Alf Rolfsen (1895-1979) dan Aksel Waldemar Johannesen (1880-1922), seorang penganut aliran humanis atau kemanusiaan yang melukis kehidupan para masyarakat yang terlupakan. Karya Johannesen baru mulai dikenal setelah kematiannya, sehingga ia sering disebut sebagai ‘artis yang terlupakan’.

Kebanyakan pelukis dari generasi ini mengalami perubahan sikap setelah belajar di Paris. Mereka tidak lagi puas berkonsentrasi pada lukisan yang hanya ditujukan untuk keperluan seni, yang tidak menyukai isi yang dangkal dalam seni dan kehidupan. Lebih lanjut, seperti para pendahulunya, mereka juga merasa memiliki tanggung jawab terhadap masyarakat. Sebagai hasilnya, lahirlah minat dalam teknik lukisan dinding dalam skala besar, berdasarkan pada kepercayaan bahwa lukisan memiliki tugas untuk tampil dalam masyarakat dan cara yang paling baik adalah dengan menghias gedung-gedung dan tempat umum. Dalam dua decade, sejumlah besar gereja, sekolah dan gedung umum lainnya dihias atau dihias ulang, kebanyakan menggunakan gaya al fresco. Contohnya adalah hiasan fresco karya Axel Revold di Gedung Bursa Efek Bergen (1918-1923), lukisan dinding karya Per Krogh di Sekolah Seamen di Oslo (1921-1924) dan dekorasi karya Alf Rolfsen di Krematorium Baru di Olso (1932-1937). Lukisan untuk Oslo Town Hall juga direncanakan pada saat itu, namun Rolfsen baru menyelesaikannya setelah Perang Dunia II.

Aliran Surealisme diperkenalkan ke pelukis Norwegia oleh Vilhelm Bjerke-Petersen dan sejak tahun 1935, para artis aliran surealis semakin aktif berkarya. Olav Strømme (1909-1978) dan
Alexander Schultz (1901-1981) secara simbolis menterjemahkan kehidupan flora, seksualitas, impian dan kesadaran jiwa; Kai Fjell (1907- 1989) mengembangkan sebuah bentuk dengan tema erotis yang berasal dari kehidupan di area pedesaan; Arne Ekeland (1908-1994) bekerja dengan motif sosial psikologi dan menghubungkan seksualitas dengan sistem kelas; lukisan Harald Kihles (1905-1997) menampilkan reaksi Romantisme terhadap industrialisme dan masyarakat metropolis; Agnes Hiorth (1899-1984) menafsirkan tren baru dalam lukisan pemandangan dan potret; dan Erling Engers (1899-1990) menyajikan kehidupan di pedesaan dengan gaya sindiran, memusatkan perhatian pada kualitas pemandangan alam.

Ping your blog, website, or RSS feed for Free
My Ping in TotalPing.com
Feedage Grade B rated
Preview on Feedage: cheap-canvas-art Add to My Yahoo! Add to Google! Add to AOL! Add to MSN
Subscribe in NewsGator Online Add to Netvibes Subscribe in Pakeflakes Subscribe in Bloglines Add to Alesti RSS Reader
Add to Feedage.com Groups Add to Windows Live iPing-it Add to Feedage RSS Alerts Add To Fwicki