
Karya lukisannya yang bertajuk “Waiting I”, sesosok dalam pose duduk, tangan kanannya memegang sebatang rokok, dan pada kepalanya sudah bermetamorfosa menjadi jendela kayu, tampak kuno, catnya mengelupas, dan jerujinya (krepyak: sebutan di Jawa) sebagian lepas dan bolong. Warna dalam lukisan itu, termasuk figur yang menjadi jendela itu kemerahan.
Jendela tua itu juga tertutup, gestur tubuhnya seperti menyerah pasrah (nglokro: istilah Jawa). Dominasi kemerahan itu seperti akumulasi dari marah dan menyerah. Apakah karya ini mengisyaratkan tentang batas kesabaran, dan berujung pada kesia-siaan?