Penghayatan yang berbeda terdapat pada karya “Waiting II”.
Sesosok perempuan, yang dibagian kepalanya berbentuk arloji duduk dengan dua alarm di bagian atasnya, berbalut baju terusan kekuningan, duduk di bangku panjang berwarna merah. Sesosok itu duduk tepat di ujung bangku sebelah kanan, sementara arah bangku ke kiri seperti tak berujung (karena langsung habis di tepi kanvas). Bidang lukisan itu didominasi warna kebiruan.
Absurditas dalam karya ini dibangun oleh kode yang berlapis-lapis; “arloji kepala” itu masih menunjukkan pukul 06.25. Gestur perempuan itu masih tampak semangat (mungkin baru saja duduk). Suasana tampak cerah; biru cerah, bangku merah yang cerah, juga baju kuning yang tampak terang. Saya berkesimpulan berdasarkan tafsir atas kode-kode itu, peristiwa itu terjadi pada pagi hari. Tapi saya tak yakin, seberapa pendek atau seberapa lama perempuan itu akan menunggu di sana.
Sesosok perempuan, yang dibagian kepalanya berbentuk arloji duduk dengan dua alarm di bagian atasnya, berbalut baju terusan kekuningan, duduk di bangku panjang berwarna merah. Sesosok itu duduk tepat di ujung bangku sebelah kanan, sementara arah bangku ke kiri seperti tak berujung (karena langsung habis di tepi kanvas). Bidang lukisan itu didominasi warna kebiruan.
Absurditas dalam karya ini dibangun oleh kode yang berlapis-lapis; “arloji kepala” itu masih menunjukkan pukul 06.25. Gestur perempuan itu masih tampak semangat (mungkin baru saja duduk). Suasana tampak cerah; biru cerah, bangku merah yang cerah, juga baju kuning yang tampak terang. Saya berkesimpulan berdasarkan tafsir atas kode-kode itu, peristiwa itu terjadi pada pagi hari. Tapi saya tak yakin, seberapa pendek atau seberapa lama perempuan itu akan menunggu di sana.