Friday, April 23, 2010

Ekspresi Melalui Kayu

JOGJA: Perupa asal Jogja, Katirin, mencoba mendefi nisikan kehidupan yang penuh misteri pada karyakaryanya yang dipajang di Tujuh Bintang Art Space dalam pameran tunggal bertajuk Meringkus Waktu hingga 2 Mei mendatang.

Dalam pameran ini, Katirin menghadirkan 20 lukisan dan enam karya tiga dimensi berupa patung dari kayu bekas. Karya-karya Katirin ini menggambarkan aktivitas yang berdimensi sosial sekaligus spiritual.

Beliau mewujudkan manusia kayu yang sedang menunggu sambil bisa duduk, berdiri, atau mondar-mandir namun mengeluarkan banyak perasaan, mulai dari marah, jengkel, hingga frustrasi.

“Sebenarnya karya ini adalah karya setelah saya stagnan setahun lalu. Saya biasanya mengeksplorasi bentuk tubuh saja,” ungkap Katirin di Tujuh Bintang Art Space, Jalan Sukonandi No.7 Jogja, Senin (19/4).

Sebagai seorang ekspresionis, Katirin mengaku untuk menggarap satu karya hanya dibutuhkan waktu dua hari. Sedangkan yang lama adalah mengendapkan sebuah objek dalam batin dan pikirannya.

“Untuk sapuan, warna, garis, tekstur dan goresan mungkin hanya butuh dua hari, yang lama mengendapkan obyek dalam otak dan batin ini. Teknik bagi saya hanya pendukung karena sifatnya eksploratif saja. Dan, selebihnya membiarkan karya-karyanya berbicara sendiri,” ungkapnya.

Karya-karya Katirin yang terbaru dalam pameran kali ini, mengungkapkan perihal ‘menunggu’. Yang segera bisa ditangkap dari gejala visualnya adalah pose-pose atau gestur fi gur (simbolis) yang mencitrakan posisi menunggu.

Ia juga melakukan eksplorasi material, tak hanya dengan cat dan kanvas, tetapi juga menggunakan kertas untuk menghasilkan tekstur, dan menggunakan kayu-kayu bekas untuk menggubah patung.

Di sini dia tak hanya menyuguhkan tema menunggu, namun juga sebaliknya. Sepert dalam karya berjudul Go Home. Gambar seorang tengah pulang (mengayuh sampan) ingin segera menemui sesosok sedang berpose teronggok di balkon rumah.

Kesenangan yang meluap dihadirkan Katirin dalam karyanya Have Fun Go Mad. Ekspresi kehidupan malam antara dua pemuda dan tiga pemudi yang terlihat sedang menikmati pesta pora. Kegembiraan lebih lanjut terlihat dalam Building Memory yang memuat dua orang lawan jenis tengah berciuman.

Mereka memegang sebuah penggaris lipat yang berbentuk rumah. Seolah mereka sedang membicarakan merajut mimpi, membangun sarang tempat menampung segala ingatan.(jon)

dari Harian Jogja

Ping your blog, website, or RSS feed for Free
My Ping in TotalPing.com
Feedage Grade B rated
Preview on Feedage: cheap-canvas-art Add to My Yahoo! Add to Google! Add to AOL! Add to MSN
Subscribe in NewsGator Online Add to Netvibes Subscribe in Pakeflakes Subscribe in Bloglines Add to Alesti RSS Reader
Add to Feedage.com Groups Add to Windows Live iPing-it Add to Feedage RSS Alerts Add To Fwicki